Rabu, 20 Februari 2013

LUMUT

Ciri-ciri umum tumbuhan lumut (Bryophyta)

Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri yang bisa dengan mudah kita perhatikan dengan mata kita. Dalam tulisan ini akan digambarkan ciri-ciri umum tumbuhan lumut atau bryopyta. Berikut uraian dari ciri-ciri tumbuhan lumut secara lengkapnya. Bryophyta belum memiliki akar, daun, dan batang yang jelas. Struktur mirip akar pada Bryophyta disebut rhizoid. Rhizoid membawa air dan nutrisi ke seluruh jaringan. Akan tetapi, rhizoid tidak memiliki pembuluh untuk mendistribusikan air dan nutrisi tersebut. Oleh karena itu, lumut dimasukkan ke dalam jenis tumbuhan tak berpembuluh. Difusi air dan nutrisi pada lumut terjadi secara lambat melalui jaringan di tubuh lumut yang saling berhubungan. Oleh karena itu, ukuran tubuh mereka terbatas, hanya kurang dari 2 cm tingginya. Pada divisio Bryophyta, kita belum dapat membedakan membedakan antara daun, batang, dan akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah memiliki klorofil untuk proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dalam Regnum Plantae.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan dari air ke daratan. Pada waktu berkembang biak, lumut masih memerlukan air, sperma memiliki flagela dan harus berenang dari anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur. Pada beberapa spesies lumut, setetes air hujan atau embun sudah cukup untuk memungkinkan terjadinya pembuahan. Dengan demikian, beberapa spesies lumut dapat hidup di gurun. Sebagian besar lumut tidak memiliki pembuluh (ada lumut tertentu yang memiliki sel pengangkut air yang memanjang), maka ketika air mengalir pada permukaan hamparan lumut, air akan meresap dan menyerap ke seluruh tubuh tumbuhan melalui proses difusi yang relatif lambat. Oleh karena itu, habitat yang umum untuk lumut adalah yang teduh dan lembap. Lumut dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan di atas permukaan yang luas, tetapi tingginya hanya 1-2 cm, paling tinggi umumnya kurang dari 20 cm. Dalam siklus hidupnya lumut mengalami pergiliran keturunan (generasi) haploid dan diploid.
Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit. Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan spora. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit (Gambar 6.2).
Gambar 6.2 (a) Fase gametofit dan (b) Fase sporofit pada lumutGambar 6.2 (a) Fase gametofit dan (b) Fase sporofit pada lumut
Bryophyta bereproduksi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini dihasilkan dari sporangium (kotak spora) melalui pembelahan secara meiosis. Spora yang dihasilkan adalah spora haploid (n). Spora ini kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Adapun reproduksi secara seksual Bryophyta, yaitu dengan cara penyatuan gamet betina yang dihasilkan arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan oleh antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel telur di arkegonia dengan perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan terjadinya fertiliasi yang menghasilkan zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi protonema. Protonema terus berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut (Gambar 6.3).
Gambar 6.3 Siklus hidup Bryophyta. Pada siklus hidupnya terjadi pergiliran antara fase sporofit & fase gametofit.
Gambar 6.3 Siklus hidup Bryophyta. Pada siklus hidupnya terjadi pergiliran antara fase sporofit & fase gametofit.
Pada umumnya kita menyebut “lumut” untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal tidak semuanya benar. Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa talus jadi belum memiliki kormus yang jelas. Tumbuhan lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang dan daun, tetapi bagian-bagian tersebut bukanlah akar, batang dan daun sejati. Sehingga tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan dari thallophyta (tumbuhan thallus) dan kormophyta (tumbuhan kormus). Bagian yang menyerupai akar disebut rhizoid, yang berupa selapis sel berbentuk halus dan tumbuh ke arah bawah dari pangkal batangnya. Rhizoid berfungsi untuk melekatkan diri di tempat hidupnya dan untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm.
Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon, tubuhnya menjulur panjang, menggantung. Lumut kering yang dijual sebagai media tanaman disebut moss.
lumut
Gambar Tumbuhan lumut (Bryophyta)
Kondisi dasar hutan yang basah dan lembap di hutan hujan tropis merupakan habitat yang sangat cocok untuk habitat Bryophyta. Indonesia memiliki iklim tropis dan memiliki hutan hujan tropis yang sangat luas, sehingga dapat menampung cukup banyak spesies anggota Bryophyta. Kurang lebih 1.500 spesies Bryophyta terdapat di Indonesia yang terdiri atas golongan lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk.

Jenis-Jenis Lumut- Berdasarkan hasil pengamatan Anda, bagaimana bentuk tubuh lumut? Tubuh lumut berupa talus seperti lembaran-lembaran daun dan ada pula yang seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya, tetapi belum terdapat akar yang sesungguhnya sehingga lumut ini oleh para ahli dibedakan menjadi dua kelas, yaitu Hepaticae (lumut hati) dan Musci (lumut daun). Pelajarilah satu per satu pada uraian berikut!

1) Hepaticopsida/Lumut Hati.

Seringkah Anda menemukan lumut di tempat yang basah atau di tempat kering seperti pada kulit-kulit pohon, di atas tanah, atau batu cadas? Golongan lumut ini sering hidup di daerah tersebut. Coba Anda bandingkan lumut yang Anda temukan dengan Gambar 7.17 di samping ini!
Gambar 7.17 Lumut Marchantia polymorpha
Gambar 7.17 Lumut Marchantia polymorpha
Gambar tersebut menunjukkan salah satu contoh species lumut hati yang terkenal. Contoh lumut hati yang lain adalah Marchantia geminata, Anthoceros natans, Ricceia natans, dan Marchantia polymorpha. Amatilah bentuk tubuhnya! Tubuhnya berwujud tumbuhan yang pipih hijau seperti pita yang bercabang-cabang dan di tengahnya ada urat daun. Permukaan atasnya lebih hijau dibandingkan dengan permukaan bawahnya, hal ini menunjukkan bahwa lumut tersebut mengandung klorofil, apakah lumut tersebut dapat melakukan fotosintesis? Coba pikirkan! Sebagian besar lumut hati ini mempunyai sel-sel yang mengandung minyak. Minyak tersebut berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri.
Tumbuhnya lekat dengan permukaan tanah yang lembap dengan ratusan rizoid yang panjang dan halus. Cara perkembangbiakannya sama dengan lumut pada umumnya, yaitu secara seksual dan tempat anteridium dan arkegonium terpisah, jadi Marchantiales ini berumah dua. Pendukung anteridium dinamakan anteridiofor dan pendukung arkegonium dinamakan arkegoniofor. Pada tiap lekukan (lobus) terdapat satu arkegonium yang tumbuh ke arah bawah. Pada saat turun hujan, pembuahan ini akan terjadi, yaitu oleh percikan air hujan, cairan yang mengandung spermatozoid terlempar dari anteridium ke arkegoniofor dan terbentuk zigot, kemudian menjadi sporofit dan terbentuk kapsul sebagai tempat terbentuknya spora, sementara arkegoniofor akan tumbuh terus memanjang. Spora ini akan jatuh pada tempat yang cocok sehingga akan berkecambah menjadi protonema yang berupa benang pendek dan mengandung klorofil dan selanjutnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut hati.
Lumut hati juga melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan pemisahan bagian tubuhnya (fragmentasi) dan pembentukan kuncup (gemma) pada bagian atas daun, kuncup yang terlepas tersebut akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut hati. Apa peranan lumut hati bagi kehidupan kita? Dahulu, lumut ini digunakan sebagai bahan obat penyakit hepar (hati), tetapi sampai saat ini belum diketahui secara pasti kepentingan ekonomisnya. Tetapi dapat digunakan sebagai indikator untuk daerah lembap dan basah.

2) Bryopsida/Lumut Daun.

Tahukah Anda lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Habitatnya yang amat luas, dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul dan secara periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Dapat tumbuh juga di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, batang dan cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi di dalam air jarang ditemukan. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam. Perhatikan bagian-bagian lumut daun pada Gambar 7.18!
Gambar 7.18 Bagian-bagian tumbuhan lumut daun
Gambar 7.18 Bagian-bagian tumbuhan lumut daun
Coba carilah lumut daun seperti pada gambar tersebut! Amatilah struktur tubuhnya! Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. Amatilah batang dan daunnya dengan menyayat setipis mungkin, kemudian letakkan di objek glass, tetesi dengan air lalu tutuplah dengan cover glass. Amatilah di bawah mikroskop! Apakah Anda menemukan jaringan pengangkut? Jika tidak menemukannya, berarti dia tidak mempunyai jaringan pengangkut. Inilah yang membedakan lumut dengan tumbuhan tingkat tinggi, sehingga digolongkan tersendiri.
Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada lumut daun yang bersifat banci atau berumah satu, yaitu jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah dua jika kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini sudah masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi pada arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong, seperti tampak pada Gambar 7.18! Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian berkembang menjadi sporofit.
Karena sporofit yang ada di dalam arkegonium terus tumbuh membesar dan memanjang, maka arkegonium lama kelamaan akan robek dan akan membentuk tudung (kaliptra) pada bagian atas sporofit. Bagian atas sporofit ini akan terus membesar dan membentuk kapsul/sporangium. Kapsul yang telah masak memperlihatkan susunan yang khusus, yaitu berbentuk seperti tabung silindris dan pada puncaknya mempunyai penutup yang disebut operculum, di bawah operculum terdapat gigi peristom jika dalam keadaan lembap akan menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Apabila keadaan kering atau kapsul sudah masak, maka gigi peristom akan membuka menghadap ke luar dan operculum terlepas sehingga spora akan keluar, lihat Gambar 7.18!
Gigi peristom juga mempunyai tangkai yang disebut seta. Seta ini akan mengangkat kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah tertiup angin dan tersebar ke mana-mana. Spora tersebut bila jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi protonema, tumbuh tunas-tunas, dan menjadi tumbuhan lumut.
Contoh species lumut daun yang terkenal adalah Sphagnum sp. Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Peranan Lumut bagi Kehidupan.

Sebenarnya apakah peranan lumut bagi kehidupan kita? Sepintas kita melihat lumut seperti tidak ada manfaatnya bagi kehidupan kita. Terlebihlebih jika lumut tumbuh di kamar mandi atau di tembok-tembok rumah yang dapat menyebabkan pemandangan menjadi tak sedap. Sebenarnya lumut pun ada manfaatnya, amatilah lumut yang tumbuh di atas batubatuan! Lumut yang hidup di atas batu-batuan lama kelamaan akan menyebabkan batu hancur menjadi tanah karena rizoidnya dapat menembus permukaan batuan tersebut. Selanjutnya, secara bertahap akan membentuk tanah yang baru sebagai tempat untuk tumbuh tanaman lainnya, karena inilah lumut disebut sebagai vegetasi perintis. Lumut yang hidup di hutan-hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau. Lumut yang sudah mati pun dapat dimanfaatkan menjadi penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah tersebut akan menjadi subur dan cocok untuk tumbuhan lainnya. Beberapa jenis lumut sudah dapat dimanfaatkan, misalnya Marchantia sebagai obat penyakit hati, Sphagnum sebagai bahan pembalut dan sumber bahan bakar.

0 komentar:

Posting Komentar